Batubara |
Harga batubara Newcastle di Bursa
ICE kontrak pengiriman Februari 2018 pada Kamis (18/1) terlihat naik 0,24% ke
US$ 106,25 per metrik ton dari posisi US$ 106 per metrik ton.
Dalam sepekan, harganya sudah
naik 1,38% dari US$ 104,8 per metrik ton.
Dari sisi pasokan, Biro Statistik
Nasional China pada Kamis (18/1) melaporkan produksi batubara Desember naik ke
314,87 juta ton, atau tumbuh 1,1% yoy.
Tapi untungnya, angka impornya
pun ikut naik 6,1% yoy ke 22,74 juta ton pada bulan Desember.
Analis PT Central Capital Futures
Wahyu Tribowo Laksono bilang, harga komoditas ini mendaki karena pertumbuhan
produksi dan impor di pengujung tahun China.
Alasannya cuaca dingin ekstrem
kali ini tidak dapat dibendung pasokan gas alam rendah polusi yang difavoritkan
pemerintah.
"Gasification di China butuh
waktu, ini menjadi celah bagi pasar batubara," jelas Wahyu kepada KONTAN,
Jumat (19/1).
Dikatakan, selama ini pengirim
utama gas alam China berasal dari Rusia.
Namun kemampuan membendung China
dan pengiriman Rusia masih belum seimbang sehingga terjadi kekurangan pasokan
pada musim dingin ekstrem ini.
Tak lupa ada juga masalah pada
proses pengiriman kargo batubara dari Kalimantan karena hujan mengganggu jalur
distribusi laut.
Terdapat 100 kapal besar dry-bulk
yang menunggu dimuat di sepanjang pesisir Kalimantan, terutama di Samarinda dan
Taboneo.
Data tersebut menyebutkan,
sejumlah kapal telah menunggu sejak Oktober.
"Kondisi pasokan tertahan
ini bisa sampai tahun baru China di Februari nanti," jelas Wahyu.
Atas keadaan itu, maka Wahyu tak
heran harga batubara acuan (HBA) Indonesia untuk Januari 2018 ini bisa naik
1,6% ke US$ 95,54 per metrik ton, dibandingkan rekam bulan Desember lalu.
Soalnya permintaan batubara
Indonesia untuk kawasan Asia seperti Vietnam, Korea Selatan dan Jepang terus
tinggi.
Komentar
Posting Komentar